PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MASYARAKAT DI NAGARI LUBUAK BATINGKOK LIMA PULUH KOTA MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI

Nagari Lubuak Batingkok yang berada di Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota merupakan salah satu sentra produksi jagung yang cukup terkenal, di samping daerah kabupaten lainnya di Sumataera Barat. Tanaman jagung yang perkembangannya akhir-akhir ini cukup menjanjikan, dimana usaha kegiatan pertanian masyarakat ini khususnya di nagari Lubuak Batingkok hampir tiap rumah tangga memiliki luas lahan tanaman jagung sekitar satu hektar dengan hasil panen  mencapai  3 sampai  4 ton/panen.

Produksi jagung yang mengalami peningkatan signifikan tersebut setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya luas panen tanaman jagung masyarakat. Data terakhir menyebutkan luas areal tanaman jagung ini untuk daerah kecamatan Harau mencapai 714 ha dengan produksi per tahun sebesar 3773 ton, sehingga diperoleh rata-rataproduktivitasnya berkisar 6,8 ton/ha. Peningkatan produktivitas tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya pengolahan hasil atau peningkatan proses produksi tanaman jagung yang dilakukan oleh masyarakat.  Dikalangan mereka dijumpai masih menggunakan proses tradisional/manual atau melalui sistem pengupahan pada industri pengolahan untuk pemipilan butir. Tentunya hal akan mempengaruhi tingkatan pendapatan mereka dari hasil pertanian, berkebun tanaman jagung.

Dari diskusi yang dilakukan dengan kelompok tani Ranah Saiyo yang diketuai oleh pak Zulfi di Nagari Lubuak Batingkok Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota terdapat permasalahan menyangkut dengan proses pemipilan jagung. Petani yang memiliki lahan terkadang merasakan kesulitan ketika melakukan pemipilan jagung. Pemipilan butir jagung dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang panjang dan pembiayaan menjadi besar karena memerlukan banyak pekerja. Pengupasan & pipilan butir jagung mayoritas sampai saat sekarang masih menggunakan tangan dengan jari satu persatu memipil biji jagung dari tongkolnya. Cara manual ini juga memiliki resiko terhadap keselamatan kerja. Bisa saja jari terkilir saat memipil jagung dan memar pada telapak jari akibat pemipil jagung yang cukup keras secara terus menerus. Penanganan proses pemipilan jagung sebagai kegiatan yang dilakukan sejak jagung siap untuk di panen sampai menghasikan produk antara (intermediate product) yang siap dipasarkan. Dengan demikian, penanganan pemipilan jagung, pengeringan butiran jagung, penyimpanan sampai pengemasan yang siap dipasarkan. Alat pemipil jagung sangat berguna dalam penerapan teknologi bagi masyarakat petani dalam mempermudah dan meningkatkan produktivitas produksi. Alat pemipil jagung begitu sangat berarti untuk menunjang kesuksesan para petani dalam menghasilkan produksi jagung. Dengan penerapan teknologi ke masyarakat petani sehingga pengeluaran pembiayaan dapat diperkecil dan waktu pemipilan lebih cepat serta menumbuhkan sikap kemandirian. Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan banyak hal yang harus diatasi dan dicari solusi pemecahan masalah yang terjadi.

Ungkapan perntaan dan hasil diskusi dengan masyarakat di Nagari Lubuak Batingkok tersebut dijadikan motivasi/pendorong bagi pihak institusi kampus Universitas Negeri Padang (UNP). Tim dosen UNP yang diketuai oleh Hasanuddin dengan beranggotakan Hendri Nurdin, dan Delima Yanti Sari  melalui kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2019 menerapkan IPTEK dan pemanfaatan teknologi dalam mencermati kondisi di masyarakat tani jagung di Nagari Lubuak Batingkok. Dengan harapan kegiatan penerapan iptek ini dapat meningkatkan hasil produksi ataupun tingkat pendapatan mereka sehingga sekaligus memperbaiki kesejahteraan hidup masyarakat.

Penerapan iptek yang dilakukan bersama masyarakat adalah berupa rekayasa sistem pemipil jagung, peranataraan rekayasa model mesin pemipil sebagai sarana penanganan pasca panen. Mesin Pemipil jagung ini dirancang dengan menggunakan teknologi system rantai untuk mengurai butir jagung dari ikatan tongkolnya, yang dipengaruhi oleh sentuhan gaya gesekan dari efek gaya sentrifugal melalui putaran poros yang diberi untaian rantai pelempar/pemukul, yang sekaligus berfungsi sebagai elemen pemipil atau melepaskan butir biji jagung dari tongkolnya.

Tim dosen UNP dalam kegiatan ini juga memberikan pelatihan kepada masyarakat tani dan anggota Kelompok Petani Jagung di Nagari Lubuak Batingkok untuk mengoperasikan penggunaan Mesin Pemipil Jagung serta teknis perawatan (maintenance) serta aspek utilasai penggunaan untuk kebutuhan sesame anggota kelompok. Mesin hasil rancangan ini kelaknya diharapkan berfungsi menjadi model bagi masyarakat, sekaligus sebagai wahana pembagunan pertanian untuk mengembangkan dan memasukan ide-ide baru ke tengah masyarakat desa, terutama petani jagung. 

Dari kegiatan PKM ini sangat berdampak di masyarakat dalam mengoptimalkan produktivitas hasil atau proses untuk perbaikan salah satu sumber penghasilan rumah tangga. Pola pikir masyarakat dan membangun wawasan dalam mengembangkan kemampuan diri dengan potensi lingkungan yang dimiliki menjadi keterjalinan korelasi antara dosen ( pihak perguruan tinggi) dengan masyarakat. Penerapan teknologi dalam upaya perbaikan proses produksi merupakan konsep umpan balik yang berharga di masyarakat petani jagung yang dapat langsung menerima manfaatnya. Dengan demikian penerapan iptek yang dilakukan ke masyarakat mitra menunjukkan suatu keberhasilan terhadap Program Kemitraan Masyarakat yang di bangun bersama. Keterbukaan masyarakat petani jagung di Nagari Lubuak Batingkok dalam menerima penerapan Iptek merupakan cerminan masyarakat kreatif. Kondisi ini menjadikan konsep umpan balik yang berharga di masyarakat petani jagung yang dapat langsung menerima manfaatnya. Dari gambaran yang terlihat disini menjadikan suatu pencerahan bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan penghasilan masyarakat di masa yang akan datang.

Related posts