Kegiatan ini bertujuan untuk mengaplikasikan pemakaian lemari asap bagi masyarakat pengerajin ikan danau di kanagarian Lubuk Basung. Lemari asap ini berfungsi untuk mengasapi ikan danau dengan sistem aliran udara atau asap panas pada lemari pengasap. Sistem aliran udara panas ini dapat menghemat pemakaian bahan bakar untuk proses pengawetan ikan. Tujuan dari proses pengasapan ikan ini adalah untuk memberikan pengawetan pada ikan yang mengalami proses pengasapan. Ikan asap menjadi lebih tahan lama artinya tidak mengalami pembusukan. Proses senyawa kimia yang ditimbulkan oleh asap dengan ikan yang diasapi maka akan berguna untuk membunuh bakteri-bakteri yang akan merusak tekstur daging ikan. Proses ini bertujuan untuk mengawetkan ikan agar tidak mengalami proses perusakan tekstur ikan.
Kabupaten Agam yakni Lubuk basung mempunyai populasi 11.986 jiwa adalah jorong yang paling padat di kanagarian Lubuk Basung. Mata pencaharian warga beragam yang pada umumnya adalah patani dan pedagang kecil, sebagian anak muda merantau ke berbagai kota di Indonesia adalah potensi yang belum tergali untuk membangun kampung halaman.
Kebutuhan masyarakat untuk memenuhi konsumsi protein hewani salah satunya berasal dari ikan. Ikan memiliki nilai ekonomis dan harga yang terjangkau masyarakat. Ikan danau merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki gizi tinggi dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak dan ibu hamil atau wanita manula untuk mencegah OSTEOPOROSIS (Pengeroposan tulang). Ikan ini memiliki nilai protein 17,5% dan lemak 4,8% sumber : Laboratorium BBP2HP.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang ditawarkan pada program ini adalah untuk membuat dan memberikan contoh sistem pengawetan ikan melalui proses pengasapan. Proses pengasapan ikan ini dilakukan untuk menambah umur ikan atau pengawetan, dimana hasil pengasapan ikan ini akan dilihat atau diteliti karakteriktiknya. Kapasitas tungku pengasap, jumlah ikan yang dapat diproses, lama waktu yang dibutuhkan untuk pengasapan, bahan bakar yang dibutuhkan, bentuk dan rasa ikan yang dihasilkan. Proses pengasapan ikan dilakukan dengan proses pengasapan dingin dengan temperature maksimal pengasapan berkisar 400°C. Kayu sebagai penghasil asap dapat digunakan kayu-kayu kulit manis (casiavera), atau tempurung kelapa. Kayu yang digunakan untuk proses pengasapan ini harus dipilih sesuai dengan senyawa kimia yang dihasilkan dari proses pengasapan ini. Kapasitas ruang pengasapan dirancang agar sirkulasi asap yang dihasilkan dapat digunakan secara maksimal dengan system pengontrol temperature pada setiap proses pengasapan.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini menjelaskan bahwa masyarakat pengerajin ikan asap ini mengalami peningkatan kemampuan dalam mengasapi ikan. Hasil kerja kelompok pengerajin ikan ini menunjukan ikan asap yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan dan aroma khas asap sabut kelapa. Setelah dilakukan uji unjuk kerja dari alat pengasap ikan ini menghasilkan alat dengan kapasitas ikan 30 – 50 kg ikan basah. Temperatur dihasilkan mencapai 80° sampai dengan 100° C Dimensi ruang pengering/pengasap 1200 x500 x600 mm. Ruang bakar 500 x 550 x 600 mm. Blower putaran 1400 rpm dengan kapasitas listrik 300 watt.