DOSEN UNP MENERAPKAN IPTEK BAGI PETANI TEBU DI NAGARI LAWANG
Nagari Lawang yang berada di kecamatan Matur kabupaten Agam merupakan sentra produksi gula saka yang terkenal di Sumatera Barat selain Bukit Batabuh. Tanaman tebu rakyat yang dihasilkan sekitar 4.721 ton pertahun. Produksi gula saka yang dihasilkan masyarakat petani tebu dengan melakukan penggilingan/ekstraksi air sari tebu secara tradisional dengan mengandalkan tenaga manusia atau hewan kerbau. Pengolahan air sari tebu dilakukan dengan memasaknya menggunakan tungku bertingkatan. Dari ungkapan masyarakat petani tebu di Nagari Lawang, yang mana hasil produksi gula saka masih belum maksimal dengan kondisi yang ada. Selain itu, banyaknya limbah penggilingan disekitar lumbung pengolahan belum teratasi secara baik. Masyarakat petani tebu hanya memanfaatkan limbah penggilingan sebagai bahan bakar sehingga menimbulkan polusi asap.
Ungkapan masyarakat tani tebu di Nagari Lawang dijadikan pendorong bagi pihak institusi kampus Universitas Negeri Padang (UNP). Tim dosen UNP yang diketuai oleh Hendri Nurdin dengan beranggotakan Hasanuddin, Refdinal melalui kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2018 menerapkan iptek dan pemanfaatan teknologi dalam mencermati kondisi di masyarakat tani tebu di Nagari Lawang. Dengan harapan dapat meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan hidup masyarakat.
Penerapan iptek yang dilakukan bersama masyarakat berupa rekayasa sistem penggiling tebu melalui reduksi yang sesuai. Pengembangan model tungku masak sebagai sarana pengolahan gula saka dengan membangun tungku bertingkat dengan ventilasi sirkulasi udara sehingga mempercepat waktu proses pengolahan.
Tim dosen UNP dalam kegiatan ini juga memberikan pelatihan kepada masyarakat tani tebu di Nagari Lawang untuk memanfaatkan limbah/sisa penggilingan tebu menjadi bahan bakar padat berupa briket. Nantinya briket ini dapat digunakan oleh masyarakat khususnya ibu-ibu untuk memasak di rumah sebagai pengganti minyak tanah.
Dari kegiatan PKM ini sangat berdampak di masyarakat dalam mengoptimalkan produksi gula saka sebagai salah satu sumber penghasilan. Pola pikir masyarakat dan membangun wawasan dalam mengembangkan kemampuan diri dengan potensi lingkungan yang dimiliki menjadi keterjalinan korelasi antara dosen dengan masyarakat. Penerapan teknologi dalam memanfaatkan limbah/sisa penggilingan tebu oleh masyarakat di Nagari Lawang Kabupaten Agam sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Dengan adanya keberlanjutan dapat menjadikan konsep umpan balik yang berharga di masyarakat petani tebu yang dapat langsung menerima manfaatnya.
Dengan demikian penerapan iptek yang dilakukan ke masyarakat mitra menunjukkan suatu keberhasilan terhadap Program Kemitraan Masyarakat yang di bangun bersama. Keterbukaan masyarakat tani tebu di Nagari Lawang dalam menerima penerapan Iptek merupakan cerminan masyarakat kreatif. Kondisi ini menjadikan konsep umpan balik yang berharga di masyarakat petani tebu yang dapat langsung menerima manfaatnya. Dari gambaran yang terlihat disini menjadikan suatu pencerahan bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan penghasilan masyarakat di masa berikutnya.